OTENTIFIKASI HADIS KEUTAMAAN MEMBACA SURAT YASIN

 


Oleh : Muhamad Lengki Setiawan
(Pemuda Persatuan Islam Cabang Baleendah) 


KATA PENGANTAR

بسم الله الرحمن الرحيم

Petama-tama kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan karya tulis ini. Karya tulis ini merupakan salah satu lomba PESAT di Pemuda Cabang Baleendah yang penyusun susun selama beberapa hari.

Karya tulis ini disusun berdasarkan kitab-kitab dan buku-buku yang sesuai dengan tema yang penulis buat yang berjudul “Otentifikasi Hadis Keutamaan Membaca Surat Yasin”.

 

 

                                                                                    Baleendah, Maret 2020

 

                                                                        Penyusun  


 

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

Konsonan

            Fenomena konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan dengan huruf, sebagian dilambangkan dengan tanda, dan sebagian lagi dengan huruf dan tanda sekaligus.

            Di bawah ini daftar huruf arab itu dan transliterasinya dengan huruf latin

Konsonan

a/’ = ا

d =  د

ḍ = ض

k = ك

b = ب

ż = ذ

ṭ = ط

l = ل

t = ت

r = ر

ẓ = ظ

m = م

ṡ = ث

z = ز

‘ = ع

n = ن

j = ج

s = س

g = غ

w = و

ḥ = ح

sy = ش

f = ف

h = ه

kh = خ

ṣ = ص

q = ق

y = ى

 

Vokal panjang (Maddah)

Vokal Pendek

...ـَا

Ā

َ

A

...‏ ـِي

Ī

ِ

I

ـُو...

Ū

ُ

U

Diftong

أَوْ

Au

أَيْ

Ai






Singkatan :

Swt./b             : Subhānahu wa ta’āla

Q.s.                  : Al Quran surat.

Saw./        : Ṣallallāhu ‘alaihi wasallam

Ra./h                : Raḍiallāhu ‘anhu

Ra.h.                : Raḍiallāhu ‘anhā, ‘anhumā, atau ‘anhum.

H.r.                  : Hadis riwayat


 


BAB I

PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang Masalah

Al Quran adalah kalamullah yaitu firman Allah SWT yang diturunkan kepada nabi kita Muhammad selama 23 tahun. Ia adalah kitab suci umat Islam yang merupakan sumber petunjuk dalam beragama dan pembimbing dalam menjalani kehidupan di dunia dan akhirat.

Al Quran itu sendiri memiliki keutamaan bagi orang yang membacanya seperti dalam Q.s. Al Ṣād:29,yaitu:

كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ

“Ini adalah sebuah Kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran”.

Bukanlah tujuan membaca Al Quran hanya sekedar membaca dan melewati ayat-ayatnya saja serta mengkhatamakan bacaannya sebanyak sepuluh atau dua puluh kali. Bukan ini maksudnya. Maksud dan tujuan utama adalah mengambil manfaat dari Al-Qur’an dan mengamalkannya. Membaca Al-Qur’an merupakan sarana dan jalan untuk mengamalkan Al-Quran. Membaca Al-Qur’an sendiri adalah sebuah amal salih, namun kita tidak mengkhususkan hanya membaca Al Quran dan berhenti di sana. Lebih dari itu, kita harus merenungi makna dan mengamalkannya, sehingga kita bisa menjadi hamba yang mengambil manfaat dari ayat-ayat Al-Qur’an.

Namun yang masih diamalkan di sebagian masyarakat kecil bahwa membaca surat ini dan surat ini pada hari tertentu akan mendapatkan ganjaran dan akan keberkahan sehingga pada hari tertentu masyarakat beramai-ramai membaca surat-surat tertentu diantaranya surat yasin yang merujuk kepada hadis yang diriwayatkan oleh beberapa Mukharīj.

Hadis adalah apa yang datang dari Nabi . berupa perkataan, perbuatan, persetujuan maupun sifat. Hadis juga adalah sumber hukum Islam


setelah Al Quran namun dari segi kesahihannya tidak terjamin sebagaimana Al Quran yang dijamin kesahihannya oleh Allah Swt. seperti yang tertera dalam Q.S. Al Hijr : 9.

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan kitab ini, dan sesungguhnya Kami-lah pemeliharanya”.[1]

Oleh karena itu banyak sekali hadis yang kedudukannya tidak otentik. Jika kedudukannya diragukan tidak otentik maka tidak bisa dijadikan dalil ataupun hujjah dan tidak bisa juga untuk diamalkan.

Maka dari itu penyusun mengangkat judul karya tulis ini dengan judul “Otentifikasi Hadis Keutamaan Membaca Surat Yasin” untuk mengetahui keotentikan hadis yang diriwayatkan beberapa mukharrij ini yang di dalam karya tulis ilmiah ini akan dibahas mengenai hadis keutamaan membaca surat yasin tersebut dengan jelas hingga sanad-sanadnya yang harus diteliti apakah bisa dijadikan hujjah dan diamalkan atau tidak.

 

B.            Perumusan Masalah

1.    Apa yang dimaksud dengan otentifikasi hadis?

2.    Bagaimana kedudukan hadis membaca surat yasin?

C.           Tujuan Penulisan

1.    Untuk mengetahui maksud dari otentifikasi hadis.

2.    Untuk mengetahui kedudukan hadis keutamaan membaca surat yasin ini.


 


BAB II

LANDASAN TEORI

A.      Definisi Otentifikasi

Kata otentifikasi dalam KBBI berasal dari kata autentik yang berarti dapat dipercaya, asli, tulen dan sah[2].

Dalam Ilmu hadis otentik dapat diartikan sama dengan sahih. Berikut mengenai pengertian sahih:

صحيح لغة : صحيح ضد السقيم .

“Sahih menurut bahasa adalah sehat atau kebalikan dari sakit”.

و اصطلاحا : ما اتصل سنده بالعدول الضابطين من غير شذوذ ولا علة (عند ابن صلاح).

“Sahih menurut istilah adalah hadis yang bersambung sanadnya (muttasil) , adil rawinya, kuat hafalannya, tidak syāż dan juga tidak ‘illat”. (Pendapat Ibnu Ṣalah).[3]

Dari pemaparan Ibnu Ṣalah tersebut dapat penulis urut kriteria hadis sahih sebagai berikut:

1.                   Bersambung sanadnya (muttail).

2.                   Perawinya kuat hafalannya (ḍabṭ).

3.                   Rawinya adil.

4.                   Tidak ada‘illat (cacat).

5.                   Tidak ada Syāż (menyalahi riwayat lain yang lebih kuat)

 

B.      Definisi hadis

Hadis ditinjau dari sumber sanadnya ada empat bagian yaitu hadis qudsī, hadis marfū, hadis mauqūf dan hadis maqṭū‘. Hadis adalah apa yang datang dari Nabi . berupa perkataan, perbuatan, persetujuan maupun sifat.


C.           Definisi

Keutamaan adalah keunggulan. Keutamaan juga berarti keistimewaan. Keutamaan juga berarti hal yang penting (terbaik, unggul, dan sebagainya).[4]

 

D.           Definisi Takhrijأ

1.      Pengertian

Takhrij menurut bahasa mempunyai beberapa makna. Yang paling mendekati di sini adalah berasal dari kata خرّج  yang artinya nampak dari tempatnya, atau keadaanya terpisah, dan kelihatan. Demikian juga kataالإخراج  yang artinya menampakkan dan memperlihatkannya. Dan المخرج artinya tempat keluar, dan akhraj-hadis wa kharrajahu artinya menampakkan dan memperlihatkan hadis kepada orang dengan menjelaskan keluarnya. Takhrij menurut istilah adalah menunjukkan tempat hadis pada sumber aslinya yang mengeluarkan hadis tersebut dengan sanadnya dan menjelaskan derajatnya ketika diperlukan.

2.      Sejarah Takhrij Hadi

Penguasaan para ulama terdahulu terhadap sumber-sumber As Sunnah begitu luas, sehingga mereka tidak merasa sulit jika disebutkan suatu hadis untuk mengetahuinya dalam kitab-kitab sunnah. Ketika semangat belajar sudah melemah, mereka kesulitan untuk mengetahui tempat-tempat hadis yang dijadikan sebagai rujukan para ulama dalam ilmu-ilmu syar’i. Maka sebagian ulama bangkit dan memperlihatkan hadis-hadis yang ada pada sebagian kitab dan menjelaskan sumbernya dari kitab-kitab sunnah yang asli, menjelaskan metodenya, dan menerangkan hukumnya dari yang sahih atas yang daif. Muncullah yang dinamakan dengan “Kutub al-Takhrij” (buku-buku takhrij). [5]


BAB III

TAKHRĪJ HADIṠ

1.             Jalur Riwayat Imam al-Tirmiżī[6]

سنن الترمذي ٢٨١٢: حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ وَسُفْيَانُ بْنُ وَكِيعٍ قَالَا حَدَّثَنَا حُمَيْدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الرُّؤَاسِيُّ عَنْ الْحَسَنِ بْنِ صَالِحٍ عَنْ هَارُونَ أَبِي مُحَمَّدٍ عَنْ مُقَاتِلِ بْنِ حَيَّانَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ قَالَ : قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ لِكُلِّ شَيْءٍ قَلْبًا وَقَلْبُ الْقُرْآنِ يس وَمَنْ قَرَأَ يس كَتَبَ اللَّهُ لَهُ بِقِرَاءَتِهَا قِرَاءَةَ الْقُرْآنِ عَشْرَ مَرَّاتٍ

"Telah menceritakan kepada kami Qutaibah dan Sufyan bin Waki' keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami Humaid bin Abdurrahman Ar Ru`asi dari Al Hasan bin Shalih dari Harun Abu Muhammad dari Muqatil bin Hayyan dari Qatadah dari Anas ia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya setiap sesuatu memiliki hati, dan hatinya Al Qur`an adalah surat Yasin, barangsiapa membaca surat Yasin, maka Allah akan mencatat baginya seperti membaca seluruh Al Qur`an sepuluh kali atas balasan bacaannya."

Pada riwayat al-Tirmiżī ini terdapat kelemahan dari rawi yang bernama Hārūn Abu Muhammad, menurut al-Tirmiżī sendiri berkata “Majhul” dan Ibnu Hajar berkata dalam  kitabnya[7] berkata “majhul”.

2.             Jalur Riwayat Imam Ahmad[8]

مسند أحمد ١٩٤١٥: حَدَّثَنَا عَارِمٌ حَدَّثَنَا مُعْتَمِرٌ عَنْ أَبِيهِ عَنْ رَجُلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْبَقَرَةُ سَنَامُ الْقُرْآنِ وَذُرْوَتُهُ نَزَلَ مَعَ كُلِّ آيَةٍ مِنْهَا ثَمَانُونَ مَلَكًا وَاسْتُخْرِجَتْ {لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ} مِنْ تَحْتِ الْعَرْشِ فَوُصِلَتْ بِهَا أَوْ فَوُصِلَتْ بِسُورَةِ الْبَقَرَةِ وَيس قَلْبُ الْقُرْآنِ لَا يَقْرَؤُهَا رَجُلٌ يُرِيدُ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى وَالدَّارَ الْآخِرَةَ إِلَّا غُفِرَ لَهُ وَاقْرَءُوهَا عَلَى مَوْتَاكُمْ

“Telah menceritakan kepada kami 'Arim, telah menceritakan kepada kami Mu'tamir dari Ayahnya dari Seseorang dari Ayahnya dari Ma'qil bin Yasar, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Al Baqarah adalah Al Qur'an kedudukan yang tertinggi dan puncaknya. Delapan puluh Malaikat turun menyertai masing-masing ayatnya. Laa ilaaha illaahu wal hayyul qayyuum di bawah 'Arsy, lalu ia digabungkan dengannya, atau digabungkan dengan surat Al Baqarah. Sedangkan Yasin adalah hati Al Qur'an. Tidaklah seseorang membacanya, sedang ia mengharap (ridla) Allah Tabaraka wa Ta'ala dan akhirat, melainkan dosanya akan di ampuni. Bacakanlah surat tersebut terhadap orang-orang yang mati di antara kalian."

Pada riwayat Imam Ahmad ini terdapat kelemahan yaitu dalam sanad  hadis tersebut terdapat Rajulun yang tidak diketahui siapa nama rawi tersebut.


3.             Jalur Riwayat Imam al-Darimī[9]

سنن الدارمي ٣٢٨٤:  حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ شُجَاعٍ حَدَّثَنِي أَبِي حَدَّثَنِي زِيَادُ بْنُ خَيْثَمَةَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ جُحَادَةَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ قَالَ بَلَغَنِي أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَرَأَ يس فِي صَدْرِ النَّهَارِ قُضِيَتْ حَوَائِجُهُ

“Telah menceritakan kepada kami Al Walid bin Syuja' telah menceritakan kepadaku ayahku telah menceritakan kepadaku Ziyad bin Khaitsamah dari Muhammad bin Juhadah dari 'Atha` bin Abu Rabah ia berkata; Telah sampai berita kepadaku bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang membaca surat Yasin pada awal siang niscaya akan terpenuhi semua kebutuhannya."

Pada riwayat Imam al-Darimi ini terdapat kelemahan yaitu ‘Aṭa bin Abū Rabbāh dia itu kalangan Tabi‘in murid dari Usamah bin Zaid yang ia mengatakan “telah sampai kepadaku bahwa Rasūlullah bersabda ...” yang langsung menyandarkan kepada Rasul seolah-olah ia bertemu. Bahkan menurut Imam Ibnu Hajar al-Asyqalanī dalam kitabnya[10] berkata bahwa ‘Aṭa bin Abī Rabbāh ini ṡiqah faqīh akan tetapi ia banyak meriwayatkan hadis mursal (langsung menyandarkan kepada Nabi tidak menyebutkan sahabat terlebih dahulu).

 

سنن الدارمي ٣٢٨٣:  حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ شُجَاعٍ حَدَّثَنِي أَبِي حَدَّثَنِي زِيَادُ بْنُ خَيْثَمَةَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ جُحَادَةَ عَنْ الْحَسَنِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَرَأَ يس فِي لَيْلَةٍ ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ غُفِرَ لَهُ فِي تِلْكَ اللَّيْلَةِ

“Telah menceritakan kepada kami Al Walid bin Syuja' telah menceritakan kepadaku ayahku telah menceritakan kepadaku Ziyad bin Khaitsamah dari Muhammad bin Juhadah dari Al Hasan dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang membaca surat Yasin pada malam hari karena mengharap wajah Allah niscaya ia akan diampuni pada malam hari tersebut."

Pada riwayat kedua ini terdapat kelemahan dari rawi yang bernama Al-Hasan, nama lengkapnya adalah al-Hasan bin Abī al-Hasan Al-Baṣarī menurut Imam Ibnu Hajar dalam kitabnya[11] berkata “ia ṡiqah faqīh fādil masyhur akan tetapi dia rawi musal banyak dan ia juga rawi mudallis. Dengan demikian dimungkinkan dalam riwayat ini ketika ia itu tidak menerima langsung dari Abū Hurairah akan tetapi dia meriwayatkan dari rawi yang lain. Dan menurut Husain Salim Asad al-Daroni bahwa hadis ini ḍaif al-isnad munqati setelah Abū Hurairah ada rawi yang terputus yang tidak disebutkan oleh al-Hasan ini.

Dan terdapat riwayat lain yang diriwayatkan oleh imam al-Darimī juga setelah penulis periksa kebanyakan daif juga tidak bisa diamalkan. Hemat penulis mengenai hadis ini kita tidak boleh mengkhususkan pada hari atau malam hari tertentu untuk membaca surat-surat tertentu akan tetapi kapan saja itu baca saja Al Quran tanpa dikhususkan surat tertentu karena membaca Al Quran itu memiliki keutamaan. Adapun jika terdapat hadis tentang keutamaann-keutamaan membaca surat-surat tertentu harap diperiksa kembali karena jika daif kita tidak boleh mengamalkan apa yang Rasul tidak amalkan pada zamannya. Dan sebagai patokan dari Mukharrīj Hadiṡ yang menurut para ulama sudah pasti keotentikannya adalah Imam al-Bukharī dan Imam Muslim, jika selain kedua Imam tersebut harap periksa lagi hadisnya.



BAB IV

KESIMPULAN

Pertama, Otentifikasi adalah suatu cara untuk mengetahui keaslian atau sahnya sesuatu. Hadis adalah apa yang datang dari Nabi . berupa perkataan, perbuatan, persetujuan maupun sifat. Keutamaan adalah keunggulan. Keutamaan juga berarti keistimewaan. Takhrij adalah menunjukkan tempat hadis pada sumber aslinya yang mengeluarkan hadis tersebut dengan sanadnya dan menjelaskan derajatnya ketika diperlukan.

Kedua, Ketiga, setelah dianalisis berikut hasilnya: Jalur Imam al-Tirmiżī hadisnya ḍaif gair muhtamal yaitu daif yang tidak bisa dikuatkan oleh riwayatkan lain dikarenakan ada rawi majhul bahkan derajatnya bisa jatuh kepada mauḍū‘ (palsu). Jalur Imam Ahmad hadisnya ḍaif gair muhtamal juga sama seperti jalur Imam al-Tirmiżī karena ada rawi yang tidak diketahui siapa nama perawinya bahkan bisa jatuh kepada mauḍū‘ juga. Jalur Imam al-Darimī yang pertama hadisnya ḍaif musal karena ‘Aṭa‘ di kalangan tabi‘in langsung menyandarkan kepada Rasul, jatuhnya kepada ḍaif gair muhtamal. Yang kedua sama ḍaif munqaṭi yaitu rawinya terputus dari al-Hasan jatuhnya kepada ḍaif gair muhtamal juga.

Walaupun demikian peyusun berpendapat hadis yang menerangkan tentang keutamaan membaca surat yasin derajatnya adalah lemah tidak bisa diamalkan dan tidak bisa dipakai hujjah. Adapun para ulama yang menilai hadis ini dapat diamalkan penyusun menghargainya.


 

DAFTAR SUMBER

A.           BUKU 

Al-Asyqalānī, Syihābuddin Abū Faḍl Aḥmad ‘Ali bin Hajar. 1986. Taqrīb al-Tahżīb. ٍSuria: Dar al-Rasyid.

Hassan, A. 2010. Tafsir Al-Furqān. Jakarta: Universitas Al-Azhar Indonesia.

Nabhan, Hamdan Abu. 2008. Dasar-dasar Penelitian Hadis. Bandung: Maktabah Tsaqib.

Zakaria, A. 1992. Mabādī al-Awaliyyah fī ‘ilmi al-Muṣṭalah. Garut: Dar Ibnu Azka.

 

B. Situs Internet

https://lektur.id/arti-keutamaan/

 

C. Software 

     Hadisn Soft


 

RIWAYAT HIDUP PENULIS

 

Nama Lengkap                        :  Muhamad Lengki Setiawan

Nama Panggilan                      : Leng, Muhamad, mamangs

TTL                                         : Bandung, 11 Juli 2002

Alamat                                    : Kp. Papak gede unilon rt.07/10 Kec. Baleendah Kel. Andir

Hobi                                        : Renang, Basket, Beatbox

Cita-cita                                  : Guru Agama / Muhadisin

Pendidikan                              : - TK Uswatun Hasanah

                                                   - SDN Kulalet I

                                                   - MTs Persis 3 Pameungpeuk

                                                   - Muallimin Persis 3 Pameungpeuk

Pengalaman Organisasi           : - Bidgar Olahraga RG UG MTs 3

                                                 - Ketua IV RG UG MTs 3

                                                 -  Ketua Bukber MTs 3

                                                 -  Bidgar Kebersihan RG UG Mu‘allimin 3

                                                 -  Koor.Kebersihan RG UG Mu‘allimin 3

                                                 -  Anggota Pemuda Persatuan Islam Baleendah

                                                 -  Remaja Mesjid PJ. Papak Gede Unilon

Moto Hidup                           : Sampaikanlah olehmu kebenaran walaupun itu terasa pahit, ulah mundur nalika loba nu ngamusuhan gara-gara nepikeun al-haq.



[1] A Hassan, Tafsir Al-Furqān (Jakarta: Universitas Al-Azhar Indonesia, 2010). Hlm.415

[2] Kamus Besar Bahasa Indonesia, IV, 2008. Hlm.101

[3] A Zakaria, Mabādī al-Awaliyyah fī ‘ilmi al-Muṣṭalah (Garut: Dar Ibnu Azka, 1992).  Hlm.20.

[4] https://lektur.id/arti-keutamaan/

[5] Nabhan, Dasar-dasar Penelitian Hadis. hlm. 25-26.

  [6] Software HadisSoft, Sunan Tirmidzi no.2812.

[7] Syihābuddin Abū Faḍl Aḥmad ‘Ali bin Hajar Al-Asyqalānī, Taqrīb al-Tahżīb (ٍSuria: Dar al-Rasyid, 1986). Hlm.1016.

[8] Software HadisSoft,  Musnad Ahmad no.19415.

[9] Software HadisSoft, Sunan Darimi 3284, Sunan Darimi 3283.

[10]  Syihābuddin Abū Faḍl Aḥmad ‘Ali bin Hajar Al-Asyqalānī, Taqrīb al-Tahżīb (ٍSuria: Dar al-Rasyid, 1986). hlm.677.

[11] Syihābuddin Abū Faḍl Aḥmad ‘Ali bin Hajar Al-Asyqalānī, Taqrīb al-Tahżīb (ٍSuria: Dar al-Rasyid, 1986). Hlm.236.






Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.