DERAJAT HADIS-HADIS IMAM MAHDI Bag 1
Panji hitam datang dari arah timur (Khurasan)
1. Hr. ibnu Majah : 4082.
حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ هِشَامٍ، حَدَّثَنَا عَلِيُّ ابْنُ صَالِحٍ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي زِيَادٍ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ عَلْقَمَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: بَيْنَمَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - إِذْ أَقْبَلَ فِتْيَةٌ مِنْ بَنِي هَاشِمٍ، فَلَمَّا رَآهُمْ النَّبِيُّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - اغْرَوْرَقَتْ عَيْنَاهُ وَتَغَيَّرَ لَوْنُهُ، قَالَ: فَقُلْتُ: مَا نَزَالُ نَرَى فِي وَجْهِكَ شَيْئًا نَكْرَهُهُ، فَقَالَ: "إِنَّا أَهْلُ بَيْتٍ اخْتَارَ اللَّهُ لَنَا الْآخِرَةَ عَلَى الدُّنْيَا، وَإِنَّ أَهْلَ بَيْتِي سَيَلْقَوْنَ بَعْدِي بَلَاءً وَتَشْرِيدًا وَتَطْرِيدًا، حَتَّى يَأْتِيَ قَوْمٌ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ مَعَهُمْ رَايَاتٌ سُودٌ، فَيَسْأَلُونَ الْخَيْرَ فَلَا يُعْطَوْنَهُ، فَيُقَاتِلُونَ فَيُنْصَرُونَ، فَيُعْطَوْنَ مَا سَأَلُوا، فَلَا يَقْبَلُونَهُ حَتَّى يَدْفَعُوهَا إِلَى رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي فَيَمْلَؤُهَا قِسْطًا، كَمَا مَلَؤوهَا جَوْرًا، فَمَنْ أَدْرَكَ ذَلِكَ مِنْكُمْ، فَلْيَأْتِهِمْ وَلَوْ حَبْوًا عَلَى الثَّلْجِ"
Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah bin Hisyam] telah menceritakan kepada kami [Ali bin Shalih] dari [Yazid bin Abu Ziyad] dari [Ibrahim] dari ['Alqamah] dari [Abdullah] dia berkata, "Ketika kami berada di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tiba-tiba seorang pemuda dari Bani Hasyim datang, ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melihat mereka, maka kedua mata beliau terlihat berbinar-binar dan berubah wajahnya." Abdullah berkata, "Lalu saya bertanya, "Kenapa kami masih melihat di wajah anda ada sesuatu yang kami benci?" beliau menjawab: "Sesungguhnya kami adalah ahli bait yang Allah memilihkan akhirat buat kami atas dunia. Dan sungguh, sepeninggalku nanti ahli baitku akan menemui musibah, bencana dan pengusiran, sehingga suatu kaum dari timur datang dengan membawa bendera-bendera hitam, mereka meminta (diterapkannya) kebaikan namun ditolak. Kemudian mereka berperang dan mendapatkan kemenangan, akhirnya mereka diberi apa yang mereka minta, lalu kaum tersebut tidak mau menerima sehingga mereka menyerahkan urusan tersebut kepada seorang laki-laki dari ahli baitku, lantas ia memenuhinya dengan keadilan sebagaimana (sebelumnya) bumi dipenuhi dengan kejatahan. Barangsiapa dari kalian mendapatinya, maka berbaiatlah walau dalam keadaan merangkak di atas salju."
Ø Susunan sanad
1. Abdullah (Abdullah bin Masúd )
2. Álqamah
3. Ibrahim
4. Yazid bin Abi Ziyad
5. Ali bin Shalih
6. Muáwiyyah bin Hisyam
7. Utsman bin Abi Syaibah
8. Ibnu Majah
Ø Telaah rawi
1. Abdullah bin Masúd : shahabat
2. Alqamah : tsiqat
3. Yazid bin Abi Ziyad ;
- berkata Abbas ad-Duriy dari Yahya bin Maín : tidak bisa dijadikan hujjah dengan hadis-hadisnya.[1]
- berkata Abu Ahmad bin Ádiy : dia itu Syiáhnya ahli Kuffah, dan bersamaan dengan kedhaífan dia dicatat hadisnya.[2]
- berkata al-Hafiz Ibnu Hajar al-Asqalani : dhaíf, ia telah tua berubah ingatannya maka jadi didikte. dan ia adalah seorang syiáh.[3]
4. Ali bin Shalih : lengkapnya Ali bin Shalih bin Shalih bin Hayy : ia tsiqat, ahli ibadah.
5. Muáwiyah bin Hisyam ;
- berkata Ibnu Hajar al-Asqalani : bisa dipercaya (jujur) tetapi terdapat kedhaífan.[4]
- berkata Utsman bin Abi Syaibah : Muáwiyah bin Hisyam itu seseorang yang dapat dipercaya namun bukanlah rawi hujjah.
- berkata as-Saji : dapat dipercaya tetapi ia dhaíf (lemah).
- berkata Ahmad bin Hanbal : dia itu banyak kekeliruan.[5]
6. Utsman bin Abi Syaibah : Tsiqat, Hafiz
7. Ibnu Majah : nama lengkapnya yaitu al-Hafiz Abu Abdillah Muhammad bin Yazid al-Qazwain : Mukharrij masyhur
Ø Kesimpulan : hadits ini dhaíf
2. Hr. Ahmad : 22450. Hakim : 8707.
حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ شَرِيكٍ عَنْ عَلِيِّ بْنِ زَيْدٍ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَأَيْتُمْ الرَّايَاتِ السُّودَ قَدْ جَاءَتْ مِنْ خُرَاسَانَ فَأْتُوهَا فَإِنَّ فِيهَا خَلِيفَةَ اللَّهِ الْمَهْدِيَّ
telah menceritakan kepada kami waki, dari Syarik dari Ali bin Zaid, dari Abu Qilabah, dari Tsauban ia berkata ; telah bersabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ; apabila kalian melihat panji-panji hitam telah datang dari Khurasan, maka temuilah/ datangilah ia karena sungguh padanya ada khalifah Allah al-Mahdi.
Ø Susunan Sanad
1. 1. Rasulullah saw.
2. 2. Tsauban
3. 3. Abu Qilabah
4. 4. Ali bin Zaid
5. 5. Syarik
6. 6. Waki’
7. 7. Ahmad bin Hanbal
Ø Telaah rawi-rawi
1. Tsauban : Shahabat
2. Abu Qilabah : Mubham (samar)
3. Ali bin Zaid bin Zudán ;
- berkata al-Hafiz Ibnu Hajar : Dhaíf.[6]
- berkata Abu Bakar bin Khuzaimah : aku tidak berhujah dengannya lantaran buruk hafalannya.[7]
- berkata Muhammad bin Minhal : aku mendengar Yazid bin Zuraí berkata : sungguh aku melihat Ali bin Zaid dan aku tidak mengambil darinya karena ia seorang syiáh rafidhah.[8]
(berkata Asyhab : Malik rahimahullah pernah ditanya mengenai rafidhah, ia mengatakan : jangan kalian bertutur kata dengan mereka, dan jangan meriwayatkan dari mereka, karena sungguh mereka itu pendusta. berkata Muamal bin Ahab : aku mendebgar Yazid bin Harun berkata : dicatat riwayat dari seluruh ahli bidáh jika tidak mengajak kepada kebidáhannya kecuali rafidhah karena mereka itu pendusta. berkata Muhammad bin Saíd al-Ashbahani : aku mendengar Syarik mengatakan : aku ambil ilmu dari setiap orang yang aku temui melainkan orang-orang rafidhah, karena mereka memalsukan hadis dan menjadikannya sebagai dasar agama. ini adalah akhir perkataan beliau.)[9]
4. Syarik :
Nama lengkapnya Syarik bin Abdullah an-Nakhaí al-Kufi, Qadhi di Wasith kemudian ke Kufah. berkata Ibnu Hajar : ia itu shaduq (tepercaya) namun sering salah karena berubah ingatannya semenjak menjadi Qadhi di Kufah, ia itu seorang yang a’dil, utama, ahli ibadah yang sangat keras sikapnya terhadap ahli bidáh. ia thabaqah ke 8, meninggal pada usia kisaran 77 – 78 tahun.[10]
5. Waki’ : yaitu Waki’bin al-Jarah bin Mulaih. rawi tisqat.
6. Ahmad Bin Hanbal : Mukharrij Masyhur.
Ø Kesimpulan : Hadis ini dhaíf
Menyimak dari kedua jalur sanad tersebut tadi, kedua-duanya terdapat rawi yang syarat akan syiáh rafidah. dan penjelasan mengenai cacatnya syiáh rafidah telah disebutkan penuturan para ulama pada penjelasan Yazid bin Abi Ziyad tadi.
[1] Lihat ; al-Hafiz al-Mizziy, Tahdzib al-Kamal Fi Asmai ar-Rijal : X : 315.
[2] Ibid, hlm ; 315
[3] Lihat : al-Hafiz Ibnu Hajar al-Asqalani, Taqrib at-Tahdzib : 717
[4] Ibid, hlm ; 637
[5] Lihat ; al-Hafiz Ibnu Hajar al-Asqalani, Tahdzib at-Tahdzib : I : 197.
[6] Lihat : al-Hafiz Ibnu Hajar al-Asqalani : 460.
[7] Lihat : al-Hafiz Ibnu Hajar al-Asqalani : Tahdzib at-Tahdzib : XIII : 273
[8] Ibid,
[9] Lihat : al-Hafiz Ibnu hajar al-Asqalani ; Lisan al-Mizan : 1 : 20.
[10] Lihat: al-Hafiz Ibnu Hajar al-Asqalani; Taqrib at-Tahdzib : 282.
Tidak ada komentar