Bidgar Dakwah PC. PERSIS BALEENDAH
(Di kutip dari ISTIFTA Majalah Risalah No.5/XXVIII. Agustus 1990.)
وَقُلْنَا
يَاآدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ
شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ (35)
Dan Kami berfirman: "Hai Adam,
diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang
banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon
ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim. QS. Al-Baqarah :
35.
Ulama-ulama Islam di kalangan ahli Sunnah dan lainnya berbeda pendapat dalam mengartikan "AL-JANNAH" dalam ayat tersebut. Apakah arti Jannah itu berupa kebun (tempat yang subur tertutup dengan pepohonan). Atau tempatnya yang dijanjikan kepada orang-orang yang beriman di akhiirat ?
Di antara ulama ahli Sunnah mentahqiq dengan arti yang pertama. Yakni "kebun yang subur".
Imam Abu Manshur al-Mathuridzi berkata dalam tafsirnya yang bernama "at-Ta'wilat" : " kami yakin bahwa Jannah itu artinya suatu kebun yang sangat subur, di situ Adam dan Hawa menerima nikmat. Tetapi kami tidak bisa menentukan letaknya. Itulah madzhab salaf. Alasannya sebagai berikut :
- Allah menciptakan Adam supaya beliau dan keturunannya menjadi khalifah di Bumi ini.
- Allah tidak menyebutkan, bahwa setelah Adam diciptakan lalu diangkat ke langit.
- Bahwa surga yang dijanjikan (al-jannatul-Mau'ud) khusus untuk orang-orang yang bertaqwa lagi beriman, sedangkan syaitan yang menggoda Adam juga ada di situ.
- Bahwa Al-Jannatul-Mau'ud itu tempat keni'matan dan kesenangan, bukan tempat taklif. Sedangkan Adam dan Hawa di taklif, tidak boleh menghampiri pohon.
- Bahwa orang yang berada di surga tidak dilarang bersenang-senang sekehendak hatinya.
- Tidak layak di surga terjadi kema'shiatan dan pelanggaran sebab jannatul-Mau'ud itu tempat yang suci bukan tempat yang kotor.
Jadi pada garis besarnya al-Jannatul-Mau'ud itu sifat-sifatnya diberikan tanpa batas. Sedangkan Jannah yang didiami Adam dan Hawa keadaanya terbatas.
Setelah kami memperhatikan beberapa kitab tafsir, kami cenderung kepada hasil pemikiran Abu Manshur Al-Maturidzi, bahwa yang dimaksud dengan "Jannah" itu ialah bustan (kebun yang subur).
Waalahu Al'alm.
Tidak ada komentar