YANG BERJATUHAN DI JALAN DAKWAH

 


Oleh : Bidgar Dakwah PC. PERSIS BALEENDAH
(Disarikan dari buku yang berjudul “Al-Mutasaqituna ‘ala Thariqi ad-Da’wah”. karya Fathiya Kan)

    Berguguran dalam perjalanan dakwah sudah nenjadi fenomena umum yang selalu terulang, meskipun hal ini berbahaya. Karena itu dibutuhkan pengamatan dan studi yang mendalam, obyektif dan sistematik, guna mengetahui sebab-sebab dan dampak yang diakibatkan.

   Bagi orang yang selalu mencermati sejarah pergerakan Islam di setiap negeri, tentu akan menemukan sederetan nama yang menjadi pelaku sejarah dalam perjuangan keislaman. Di antara pelaku sejarah ini, sebagian telah mencapai derajat tertinggi dalam medan perjuangan dan tanggung jawab, namun tak lama kemudian menghilang dari kehidupan dakwah.

    Di antara mereka ada yang meninggalkan dakwah, namun tidak meninggalkan Islam. Ada juga yang meninggalkan dakwah dan Islam sekaligus. Bahkan, ada pula yang meninggalkan jama’ah, lalu menidirikan jama’ah baru atau bergabung dengan jama’ah lain. Begitulah fenomena berguguran di jalan dakwah, semakin hari, semakin banyak dan beragam bentuk peristiwa serta persoalannya.

    Perlu diingat bahwa fenomena berjatuhan ini banyak terjadi dan menimpa pada barisan terdepan. Yaitu, para pendiri dan generasi awal pergerakan, meski para penerusnya juga tidak terbebas dari fenomena tersebut. Fenomena berguguran ini telah, dan akan selalu menorehkan keburukan pada kancah amal islami. Berikut beberapa dampak buruknya ;

  • Menyebabkan terkurasnya waktu dan energi pergerakan dalam menangani hal-hal yang sedikit sekali manfaatnta.
  • Menyebabkan tersebarnya bebagai fitnah, perpecahan, dan kehancuran dalam tubuh pergerakan, hingga mementahkan kembali orang-orang yang baru masuk Islam dan baru mengenal dunia dakwah.
  • Menyebabkan terbongkarnya bebagai rahasia yang seharusnya tersimpan rapi, andaikan tidak ada tekanan fitnah, dan lidah serta telinga tidak terjerat dalam cengkraman setan, maka rahasia itu tidak akan terungkap.
  • Menyebabkan lemahnya pergerakan, serta memancing musuh agar segera menyerang dan menghancurkannya.
  • Menyebabkan jauhnya kaum muslimin dari pergerakan, melemahnya kepercayaan dan terjadinya pelecehan terhadapnya. Ini semua dapat memandulkan produktivitas, bahkan terkadang dapat menghentikan aktivitas dakwah secara  total.

    Sebagian orang beranggapan bahwa berguguran di jalan dakwah merupakan fenomena wajar. Bahkan, menurut mereka, hal itu harus terjadi untuk memperbaharui unsur-unsur inti pergerrakan. Membebaskannya dari hal-hal yang menghambat gerak langkahnya, juga menjauhkan beban-beban yang mmemberatkan. Anggapan ini jelas tidak benar. Sebab, dampak yang ditimbulkan tiidakla baik. Bahkan, masalah ini ibarat banjir bandang yang menghanyutkan segala hal, baik yang berharga maupun yang tidak.

   Sedikit sekali orang berguguran yang meninggalkan dakwah dengan tenang, tanpa membuat kericuhan. Kebanyakan dari mereka merekayasa alasan untuk menutupi tanggung jawabnya, bahkan cuci tangan dari tragedi perpecahan yang ditimbulkanan oleh dirinya.

SEBAB-SEBAB TASAQUTH (BERJATUHAN)

A. Sebab-sebab yang bersumber dari pergerakan

    Banyak sebab yang memicu terjadinya fenomena berjatuhan di jalan dakwah, dan penyebab yang bersumber dari tubuh pergerakannya itu sendiri dan strukturnya, adalah

Lemahnya Aspek Tarbiyyah

    Aspek tarbiyyah atau pendidikan dalam suatu pergerakan (harakah) terkadang hanya mendapat porsi terbatas. Sementara, aspek-aspek lainnya, seperti administrasi organisasi, dan politik mengalahkan segala hal. Kalangan yang kerap kali terjebak seperti itu adalah para pemimpin, administrator, dan orang-orang yang memegang urusan politik dan sosial. Sehingga, membuat mereka putus hubungan dengan tarbiyah serta segala urusan yang berkaitan dengannya. Pada gilirannya, hubungan-hubungan, pertemuan-pertemuan, dan aktivitas-aktivitas mereka menjadi kering dan sepi dari kehidupan Robbani juga kesegaran ruhani.

 Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda ;
 “sesungguhnya iman itu bisa menjadi lusuh dalam diri salah seorang dari kamu sebagaimana lusuhnya pakaian. Karena itu, mohonlah kepada Allah agar Dia memperbaharui iman yang ada di dalam hatimu.” (Hr. Thabrani dan Al-Hakim)

    Apabila sebuah harakah tidak memiliki sistem tarbiyah yang mampu mengontrol, menjaga dan membina anggotanya maka akan menemui keruntuhan dan kehancura. Sebaliknya, sebuah pergerakan akan memiliki ketahanan dan kesolidan seukuran perhatian yang diberikannya pada aspek pembinaan.

    Karena itu, manhaj (metode) pembinaan harus selalu dikaji, serta disesuaikan dengan kebutuhan dan situsai yang dilalui oleh pergerakan. Aktifitas tarbiiyah tidak boleh berhenti atau terputus karena adanya situasi darurat, atau karena perhitungan dari salah satuu aspek operasional. Dan seluruh anggota pergerakan, tanpa terkecuali, wajib mendapat kontrol tarbawi dengan mekanisme tertentu.

   Ikatan individu dengan pergerakan harus dibangun di atas ikatannya dengan Allah dan ajaran Islam. Sebab, pergerakan atau struktur bukan tujuan. Melainkan merupakan sarana untuuk melaksanakan perintah Allah dan menggapai keridhaan-Nya, bbukan sarana untuk mewujudkan kepentingan pribadi para aktivisnya.

Tidak Proporsional dalam memposisikan anggota

    Problem ini selalu mengantar pada kegagalan aktivitas dan bergugurannya sebagian aktivis. Pergerakan yang profesional dan matang adalah pergerakan yang mengetahui kemampuan, kecenderungan dan bakat para anggotanya. Juga mengenal titik-titik kekuatan, dan kelemahan mereka. Dengan begitu lembaga ini dapat menenpatkan setiap anggota pada posisi sesuai dengan lkemampuan, kecenderungan, watak dan levelnya.tidak asal pasang orang.

    Sebuah lembaga pergerakan harus menentukan langkah sebanding dengan potensi yang dimiliki. Bila tidak, maka kendali akan terlepas, perjalanan tidak terkontrol, dan wadah ini tidak mampu menempatkan anggota pada aktivitas yang sesuai. Lembaga ini akan mirip dengan kendaraan yang rusak setirnya, hingga berjalan tanpa arah yang jelas.

Tidak memberdayakan semua anggota

    Faktor ini merupakan fenomena yang paling berbahaya bagi suatu pergerakan, karena hal ini menyebabkan aktivitas menjadi menumpuk pada kelompok tertentu. Sementara waktu terus berjalan, akal dan hati pun berubah-ubah, anggota pergerakan merasa tidak produktif karena lemahnya ikatan keanggotaannya. Di sisi lain, sebagai daya tarik, kesibukan dan pesona yang yang beraneka ragam membayang di depannya, akhirnya semangat dan motivasi jihad yang ada dalam hatinya melemah, lantas ia menghilang dari pentas dakwah, dan terhanyut dalam arus masyarakat serta kesia-siaan yang ada di dalamnya.

Lemahnya Kontrol

    Di antara penyebab berjatuhan dari jalan dakwah adalah karena tidak adanya kontrol terhadap anggota. Juga kurangnya perhatian terhadap berbagai situasi yangg berpengaruh pada mereka. Sebagaimana umumnya manusia, anggota pergerakan juga menghadapi situasi sulit, krisis dan aneka ragam problem. Baik persoalan kejiwaan, keluarga, ekonomi atau lainnya. Apabila pergerakan turut membantu mencari solusi dan menyelesaikan semua itu, maka mereka akan dapat melewati masa-masa sulit itu dengan selamat. Setidaknya, anggota merasa nyaman dan diperhatikan oleh lembaga yang selama ini memayunginya. Dan bila itu dilakukan, kepercayaan anggota terhadap pergerakan semakin mantap. Ia pun akan melanjutkan perjuangan dengan penuh semangat. Tetapi bila yang terjadi sebaliknya, maka mereka akan kecewa, frustasi dan akhirnya terpental dari pergerakan. Bahkan, mungkin ia akan keluar dari bingkai Islam.

    pola hubungan antar anggota dalam sebuah pergerakan yang telah ditentukan oleh islam adalah pola hubungan yang dapat membaurkan pemikiran, perasaan dan ruhani seluruh anggota. Sehingga, menjadi seolah-olah satu tubuh, sebagaimana yang digambarkan oleh rasulullah saw dalam sabdanya ;

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

"Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya) '" Hr. Muslim : 4685.

    Anggota pergerakan harus merasa menyatu dengan lembaga yang diikutinya dan saudara-saudaranya seperti yang digambarkan hadis di atas. Memang perasaan seperti itu tidak bisa muncul secara tiba-tiba, tapi dari latihan, pembiasaan secara sungguh-sungguh dan kontinu, sikap saling menanggung, saling melengkapi dalam hal kejiwaan, perasaan, mentalitas dan materi, serta kontrol yang terus menerus.

Kurang sigap dalam menyelesaikan persoalan

    Faktor ini tidak hanya berefek pada segi tertentu saja, tapi dapat mengakibatkan semakin rumitnya persoalan serta mengantarkannya pada jalan buntu.

    Ketidak sigapan pergerakan dalam menyelesaikan persoalannya disebabkan oleh beberapa faktor. Antara lain :

  1. Terkadang disebabkan oleh jajaran pimpinan yang tidak terbiasa dantidak mampu memberikan solusi secara tuntas serta cepat.
  2. Terkadang disebabkan oleh rutinitas struktural yang mengharuskan setiap persoalan mengalir melalui jajaran struktur, sehingga pimpinan tidak dapat memberikan penyelesaian secara tepat.
  3. Terkadang disebabkan oleh luasnya basis massa, minimnya pemimpin dan kurangnya kemampuan pimpinan dalam memenuhi tuntutan. Padahal, berbagai aktifitas biasanya hanya dapat dipenuhi oleh jaringan kepemimpinan yang full time dan memiliki pengalaman memadai.

Konflik Internal

    Konflik internal termasuk penyakit paling gawat, dan faktor penyebab kelemahan serta “alat perusak” yang dapat menghancurkan setiap pergerakan.

    Masalah ini dappat meracuni iklim pergerakan, merusak hubungan antar personal dan melahirkan pertengkaran, serta perdebatan panjang yang dapat mengehentikan aktivitas. Bahkan dapat melemahkan semangat dakwah dan mengundang permusuhan dari sekelilingnya.

    Sebab-sebab munculnya konflik internal sangat banyak, diantaranya ;

  1. Lemahnya pimpinan dalam mengendalikan barisan dan mengatur berbagai urusan.
  2. Adanya tangan-tangan tersembunyi dan kekuatan eksternal yang sengaja mengobarkan fitnah.
  3. Perbedaan watak dan kecenderungan antar anggota yang disebabkan oleh ketidaksingkronan antara tarbiyah dan lingkungan.
  4. Persaingan untuk mendapatkan kedudukan atau posisi struktural maupun politis
  5. Tidak adanya komitmen pada kebijakan, kaidah--kaidah serta prinsip-prinsip pergerakan, ketidaktaatan pada keputusan jajaran pimpinan, dan munculnya sikap-siap infiradi (mengabaikan sistem syura).

    Faktor-faktor tersebut dapat memicu timbulnya konflik dalam pergerakan, dan meletupnya perselisihan. Bila tidak segera diselesaikan, maka akan mengakibatkan hancurnya pergerakan.

B. Sebab-sebab yang bersumber dari Individu

Watak yang tidak disiplin

    Ada beberapa orang tertarik pada pergerakan dalam situasi tertentu, atau karena sebab tertentu. Karena itu dalam perjalanan kemudian, tak heran jika di antara mereka tak mampu beradaptasi dengan kebijakan pergerakan, serta tidak mampu mendengar dan taat kepadanya. Ada dua kemungkinan yang menjadi penyebab ;

  1. Di antara mereka ada yang tidak siap memikul beban-beban tugas struktural. Karena itu, ketika mendapatkan tugas, ia berusaha kabur dan melepaskan diri dari struktur dengan berbagai cara dan alasan.
  2. Di antara mereka ada yang enggan meleburkan diri dalam bangunan jama’ah, dan berkeinginan kuat menjaga kepribadiannya. Bila ia merasa ada sesuatu yang dapat menyebabkan kepribadiannya melebur, atau pendapatnyya tidak diterima, maka ia akan berpaling dengan berlindung di balik tirai tebal dalih dan alasan.

Sikap mempermudah dan menganggap enteng

    Para aktivis dakwah harus mewaspadai sikap menggampangkan dan sikap longgar. Sebab, sikap semacam ini adalah pintu masuknya setan ke dalam jiwa. Para aktivis harus melaksanakan kewajiban semampunya, tanpa berlebih-lebihan dan ekstrem, tidak keterlaluan (ifrath) dan tidak teledor (tafrith). para aktivis dakwah harus selalu memperhatikan sunnah rasulullah shallallahu alaihi wasallam sebab tidak akan berpaling darinya kecuali orang yang menyeleweng.

Ghurur dan senang tampil

    Faktor lain menjadi penyebab berjatuhan di jalan dakwah adalah penyakit ghurur (tertipu oleh diri sendiri) dan senang menampilkan diri. Penyakit batin ini sangat berbahaya karena dapat menghancurkan jiwa para aktivis dakwah, merusak amal, menghapus pahala dan mencelakakan mereka di akhirat.

    Penulis teringat salah seorang saudara yang datang dengan perasaan jengkel (seusai pertemuan yang dihadirinya bersama utusan resmi, tetapi berita yang disiarkan media massa mencantumkan namanya pada urutan paling akhir) dan menegur, “Apakah tidak sebaiknya urutan nama bukan seperti ini?”

    Penulis menjawab “ berlindunglah dari godaan setan yang terkutuk wahai saudara dan ingatlah sabda Rasulullah saw. “ sungguh apa yang aku takutkan terhadap umatku adalah syirik kepada Allah swt, aku tidak mengatakan mereka menyembah matahari, atau bulan atau berhala, akan tetapi amal-amal yang ditujukan kepada selain karena Allah swt, dan syahwat yag tersembunyi. Hr. Muslim.

Cemburu terhadap orang lain

    Di antara sebab yang membuat seseorang terjatuh di jalan dakwah adalah cemburu buta terhadap orang lain, terutama terhadap orang yang terdepan.

    Faktor kecerdasan, pengetahuan, kemampuan menulis dan berceramah yang bertingkat-tingkat, kadang membuat para aktivis berbeda-beda dalam produktivitas, pengaruh, interaksi dan berbagai hal lainnya. Hal sangat lumrah, dan pasti  terjadi di lembaga manapun.

    Namun demikian, terkadang kecemburuan menjadikan orang yang mempunayi kemampuan terbatas tidak mau memposisikan diri sesuai dengan keterbatasannya, tetapi memaksakan diri meski tidak membawa manfaat. Bahkan, terkadang hal ini menjadi benturan-benturan mental yang dapat melemparkan seseorang keluar barisan, atau dendam pada orang-orang yang dianggap sebagai penyebab kegagalannya.

C. Sebab-sebab Eksternal (dari Luar)

Tekanan Tribulasi

    Tribulasi aatau penyiksaan fisik dalam kehidupan dakwah dan da’inya adalah alat pembersih paling efektif dan penguji paling berhasil. Berapa banyak orang yang menghilang dari panggung amal Islami setelah mendapat siksaan fisik. Padahal sebelumnya mereka termasuk orang-orang yyang paling bersemangat.

    Penyiksaan fisik berfungsi untuk membersihkan barisan, memilah tambang dan mengukur dalamnya keimanan seseorang. Allah swt. berfirman :

 “apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah maha mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia maha mengetahui orang-orang yang berdusta. QS. Al-Ankabut : 2-3.

    Di antara mereka juga ada yang lemah, tidak mampu bertgahan, akhirnya gugur dan menghilang dari kancah pertarungan.

Tekanan Keluarga

    Salah satu tekanan yang dihadapi oleh para aktivis dakwah perjuangan Islam, dan terkadang mengakibatkan berjatuhan sebagian dari mereka adalah keluarga dan kerabat. Seperti ; ayah, ibu, iistri, anak dan yang lainnya. Sedikit sekali aktivis muslim yang bisa terbebas dari tekanan keluarga. Sebab secara umum, keluarga mengkhawatirkan kalau anak-anak mereka tertimpa derita seperti yang sedang menimpa para da’I, mujahid dan para aktivis dakwah di sepanjang masa.

Tekanan lingkungan

    Faktor lain yang menjadi penyebab berjatuhannya sebagian aktivsi dari pentas dakwah adalah tekanan lingkungan. Seseorang muslim terkadang tumbuh dalam lingkungan yang komitmen terhadapp islam. Namun kemudian, karena studi atau pekerjaan berpindah ke lingkungan lain, di mana pengaruh-pengaruh negatif lebih banyak dan daya tarik jahiliyah lebih kuat, ia pun muda terpengaruh. Di sinilah pertarungan mulai berkecamuk, mungkin ia mampu bertahan dan menang atau mungkin kalah dan terbawa arus.

Faktor yang menyebabkan seseorang dapat dikalahkan oleh tekanan lingkungan sangat banyak. Diantaranya ;

  1. Mungkin dasar pembinaanya tidak benar. Misalnya masih menyimpan keraguan dalam bidang aqidahm atau menyembunyikan penyimpangan perilakunya.
  2. Mungkin komitmennya ketika berada di lingkungannya didorong rasa malu, taklid, dan ikut ikutan, bukan berdasarkan kesadaran, kepahaman, dan keimanan. Karena itu ketika , pudarlah komitmennya bersamaan dengan hilangnya faktor-faktor yang membuatnya komitmen; rasa malu, taklid dan ikut-ikutan.

Tekanan gerakan Destruktif

    Faktor yang menjadikan para aktivis islam berjatuhan di jalan dakwah ini selalu muncul bekerja keras untuk menebar keraguan. Ibarat palu godam yang dipersiapkan untuk menghantam gerkan islam dan menghancurkannya dengan mengatasnamakan islam.

    Dari waktu ke waktu di setiap negeri bermunculan kelompok-kelompok yang berlabel Islam, namun kerjanya merusak akal ppikiran para pemuda, memandulkan peran dan meracuni dunia mereka. Mereka tidak diajak beramal bersama, dan tidak pula dibiarkan beramal menurut cara mereka sendiri.

Tekanan dari Figuritas 

    Salah satu penyebab berjatuhannya di  jalan dakwah adalah figuritas dan segala kaitannya yang tercakup dalam penyakit ujub (bangga diri), ghurrur (tertipu), terlalu mencintai diri sendiri, sombong dan egois. Penyakit inilah menyebabkan kebinasaan iblis yang membanggakan dosanya dengan mengatakan :

 "aku lebih baik dari padanya (Adam). engkau ciptakan aku dari api sedangkan ia engkau ciptakan dari tanah. QS. Al-A’raf ; 12. 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.